#navbar-iframe { display: none !important; } mendidik umat menuju mardlotillah: 2009

Rabu, 19 Agustus 2009

Romadlon Sepanjang Masa

Para pengunjung sekalian, mohon maaf baru bisa muncul. semoga ke depan kami lebih istiqomah memosting materi-materi tarbiyah yang merujuk ke manhaj salaf. kali ini kami sampaikan nasehat agar romadlon berlaku setiap saat.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kepada kita karunia-Nya berupa bulan romadlon, dengan berbagai amal ibadah yang dijanjikan dengan pahala yang besar dan saatnya manusia bertobat dan mendapat pengampunan-Nya. tentunya bukan tanpa maksud dan hikmah, ini menjadi sarana latihan seorang hamba agar terbiasa beraktivitas dalam kethoatan kepada Alloh.
Sholat wajib, mungkin ada sebagian muslim yang sholatnya tidak sempurna, maka bulan ini saatnya memperbaiki dan menyempurnakannya, sebab puasa tanpa sholat tak bergunalah
sholat tarowih, bagi sebagian kaum muslim yang kurang terbiasa sholat tahajud di malam hari, maka bulan ini menjadi sarana latihan sehingga bulan setelahnya mereka bisa rutin sholat malam, karena sholat malam adalah kebiasaan orang sholih terdahulu
puasa sebulan penuh, ini jelas sarana latihan yang berat dalam segala hal, latihan mengendalikan nafsu, latihan menahan lapar, menanamkan jiwa sosial, dan bahkan menjadikan tubuh cukup istirahat dari aktivitas pencernaan.

Jadi bulan romadlon menjadi sarana latihan kethoatan kepada Alloh dalam segala hal. dalam hal ini kaum muslimin terbagai menjadi beberapa kelompok :

  1. Semangat di awal romadlon dan melemah di romadlon tengah dan akhir. ini adalah kelompok orang yang gagal dalam latihan awal, tentunya akan kalah saat bertanding di bulan setelahnya.

  2. Kelompok yang tuntas sebulan penuh puasa, tapi aktivitas ibadah yang lain gagal. jika ibadah yang wajib lainnya juga terlaksana, maka orang ini kurang bisa memanfaatkan kesempatan emas.

  3. Kelompok yang memanfaat kesempatan emas ini dengan segudang aktivitas ibadah baik yang wajib ataupun yang sunnah. inilah orang yang berhasil dalam latihan dan InsyaAlloh akan berhasil pula bertanding di bulan setelahnya, sehingga romadlon sepanjang masa. Romadlon tahun berikut menjadi charger ( pengisi batere) karena habis energinya sehingga bulan berikutnya semakin bersemangat. Allohu a'lam


Selengkapnya...

Senin, 15 Juni 2009

mencetak generasi unggul


Mencetak Generasi Unggul

Memperhatikan keadaan generasi muda hari ini, menjadikan hati miris dibuatnya. Generasi harapan yang nantinya diharapkan mampu melanjutkan estafet perjuangan dan kepemimpinan, ternyata diwarnai kemerosotan moral. Depsos RI pada tahun 2007 pernah mengadakan penelitian tentang gadis yang hamil diluar nikah, ternyata jumlahnya tidak sedikit dan 59 % darinya terdiri dari para mahasiswi. (Sabili, 14 edisi Januari 2008). Demikian pula iklan di Jawa Pos edisi 23 April 2009 menyebutkan bahwa para penikmat narkoba 70 persennya ternyata dari kalangan pelajar, pembuat CD porno 90 persennya juga dari kalangan pelajar dari tingkat SLTP sampai perguruan tinggi. Belum kasus-kasus tawuran, geng-geng pelajar, dan berbagai kerusakan lainnya. Memang kita tidak menutup mata pada remaja-remaja yang memiliki prestasi bagus dalam bidang eksakta dan lainnya. Tetapi jumlahnya masih minim dibanding jumlah remaja yang hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Menyimak Generasi Pertama Islam.

Berbeda sekali dengan kondisi generasi pertama Islam. Para pemuda masa itu setelah bergabung dalam kafilah kaum muslimin, kemudian mampu berprestasi luar biasa. Abdulloh bin Mas'ud yang dulunya hanyalah seorang buruh penggembala, kemudian menempa diri menjadi salah satu ulama sahabat. Demikian pula Zaid bin Tsabit, dalam kemudaan usianya telah berhasil menjadi penulis wahyu dan bahkan pada masa berikutnya, beliaulah ketua tim yang membukukan Al Qur'an. Beliau juga berprestasi, dalam beberapa hari beliau telah mampu menguasai bahasa Ibrani, atas permintaan Rasululloh. Sedangkan Usamah bin Zaid dalam usia delapan belas tahun mampu tampil sebagai panglima perang, menghadapi pasukan Romawi sebagai Negara Adi Daya waktu itu.

Mus'ab bin Umair yang sebelumnya anak mama, pun berhasil menggapai prestasi gemilang sebagai da'i Rasululloh yang berhasil mendakwahkan Islam kepada penduduk Madinah, sehingga mereka masuk Islam. Adapun Ali bin Abi Tholib yang sejak usia delapan tahun memeluk Islam, terkumpul padanya beberapa kelebihan, Handal sebagai petarung, arif sebagai ilmuwan, dan cakap sebagai panglima perang.

Kaum wanita pun tidak kalah dalam berkiprah. Ada ‘Aisyah yang berhasil masuk ke dalam jajaran delapan ulama fikih Madinah, padahal saat Nabi wafat usianya baru delapan belas tahun. Ada Rufaidah yang menjadi tabib andalan pada jaman Rasululloh. Ada Ummu Syuraik yang tegar mendakwahkan Islam “dor to dor” kepada kaumnya, dan berbagai kiprah wanita muda muslimah lainnya. Intinya dalam naungan Islam generasi muda zaman dahulu menjadi soko guru kemajuan dan kebaikan. Bahkan hari-hari berikutnya, dunia berhasil merasakan keadilan dan kasih sayang Islam melalui tangan para pemuda yang tak pernah lelah mengadakan ekspansi menyelamatkan manusia dari penyembahan pada sesama makhluk kepada peribadatan kepada Alloh semata.

Rahasia Keunggulan Generasi Awal.

Mengapa generasi pertama demikian hebat mampu mengemban amanah menegakkan Din di muka bumi ini? Mengapa mereka bisa menjadi generasi yang disifati para musuhnya, bahwa para sahabat itu bagaikan pendeta di malam hari dan menjadi penunggang kuda yang tangkas di siang hari? Apa rahasia pembinaan Rosululloh sehingga muncul generasi unggul semacam itu?

Paling tidak ada dua rahasia inti keunggulan metode tarbiyah Rasululloh n kepada para pemuda di zaman beliau.

Pertama. Pembinaan diri dengan konsep wahyu.

Dalam mencetak generasi Islam, Rosululloh tidak memakai formula timur dan barat, atau formula Yahudi ataupun Nashroni. Beliau mencukupkan diri dengan menggembleng para sahabat dengan konsep wahyu. Beliau tanamkan keyakinan bahwa tidak ada ilah selain Alloh, bahwa hidup ini semuanya hanya untuk Alloh. Kemudian mereka ditanamkan untuk tunduk taat kepada apa yang diperintahkan Alloh. Hasilnya generasi sahabat menjadi generasi Qur'an yang unik. Apa perintah Al Qur'an itulah yang mereka lakukan dan laksanakan. Apa taujih Rasul, itulah yang mereka lakukan.

Bukti pernyataan tersebut terlalu banyak untuk dituliskan di sini. Sebagian buktinya adalah ketika Alloh menurunkan surat Al Muzzammil, maka para sahabat dengan penuh semangat melakukan qiyamul lail sampai kaki mereka bengkak-bengkak. Baru setahun kemudian Alloh memberi keringanan kepada mereka bahwa qiyamul lail hukumnya sunnah. (Diriwayatkan Muslim dalam shohihnya).

Demikian pula saat datang larangan minum khomer. Khomer pada zaman sahabat begitu lekat dengan kehidupan mereka. Sehingga ketika turun ayat tentang larangan sholat saat mabuk (An Nisa':43), sebagian sahabat mensiasati minumnya jauh sebelum waktu sholat sehingga setelah tiba waktu sholat mereka sudah tidak dalam kondisi mabuk. Tetapi setelah turun larangan meminum khomr (Al Maidah:90), langsung mereka menumpahkan gentong-gentong khomer mereka, dan selokan Madinahpun terisi aliran khomer penduduk Madinah.

Demikianlah, mereka telah menjadi generasi unggul dalam berbagai dimensi. Unggul spiritual, unggul emosional dan unggul dalam keahlian. Keadaan mereka benar-benar berbeda seratus delapan puluh derajat dari saat belum tertempa wahyu. Dulunya mereka hanya hobi berkelahi, berzina dan berbuat dholim, kemudian mereka berubah menjadi penegak kebenaran dan keadilan serta memanfaatkan potensi mereka untuk kemaslahatan ummat.

Kedua. Kedekatan murobbi dan mutarobbi.

Rasululloh n sebagai pendidik (murobbi) bagi ummat telah memberikan tarbiyah secara langsung dan berkesan terhadap para sahabatnya. Keikhlasan beliau, kekuatan ruhiyah beliau, kebaikan akhlak beliau, menjadi magnet tersendiri yang membuat para sahabat begitu mencintai dan taat serta mencontoh beliau.

Beliau tidak hanya sekedar datang ke masjid untuk memberikan ceramah lalu selesai. Tetapi beliau hidup bersama sahabat, susah dan senang ditanggung bersama. Lihatlah! misalnya saat terjadi perang Ahzab. Para sahabat pun menggali parit agar musuh yang jumlahnya tidak berimbang tidak bisa masuk ke Madinah. Rasululloh sebagai murobbi mereka menyemangati sekaligus bekerja bersama mereka. Bahkan ketika ada batu besar yang tidak mampu dipecahkan para sahabat, beliaulah yang memecahkannya. Ketika ada sahabat yang mengganjal perutnya dengan dua batu karena kelaparan, ternyata Rasululloh n telah mengganjal perut beliau dengan tiga batu, yang menunjukkan beliau lebih merasa lapar lagi.

Demikianlah, guru besar manusia tersebut, telah menjalankan tugasnya sebagai pembimbing ummat dengan sempurna. hasilnya dapat dilihat. Para sahabat menjadi pribadi-pribadi yang mengagumkan. Ada yang ahli ibadah seperti Ibnu Umar yang tidak pernah meninggalkan qiyamul lail. Ada Ibnu Mas'ud yang jagoan tafsir dan berbagai kebaikan yang merata pada pribadi sahabat tertempa murobbi yang begitu dekat dan memberi keteladanan langsung bagi para sahabatnya. Berikutnya para sahabat bagaikan bintang yang bertaburan memberikan sinarnya bagi ummat manusia.

Mungkinkah mencetak kembali generasi unggul?

Pertanyaan yang mengusik hati kita, mungkinkah generasi unggul secara spiritual, mental, dan spesialisasi kemampuan bisa kembali terulang?

Meskipun tidak persis seperti kualitas generasi sahabat, tetapi peluang untuk mencetak generasi unggul tetap terbuka di hadapan selama kita menggunakan formula yang digunakan Rasululloh untuk mendidik para sahabat. Pendidikan berbasis wahyu dan kedekatan serta keteladanan pendidik dalam mengaplikasikan ilmu.

Dan bila kita cermati, system tersebut sebenarnya masih ada dan terus dicobakan serta ditingkatkan di pondok-pondok pesantren Islam. Sistem pesantren adalah system yang mengacu kepada wahyu dan adanya unsur keteladanan para pengasuh pesantren. Untuk itu, bagi orang tua yang menghendaki putra-putrinya unggul di bidang spiritual dan mental, cobalah menengok pesantren sebagai alternative utama pendidikan putra putrinya.

Tentunya bukan sembarang pesantren, tetapi pesantren yang memang komitmen dengan nilai-nilai keislaman yang nampak pada kuatnya aqidah, beribadah dengan benar dan berakhlak mulia.

Selengkapnya...

Senin, 08 Juni 2009

kisah islami

KISAH DUA NELAYAN
dikisahkan ada dua nelayan. satu nelayan berbadan kecil dan kurus, sedangkan satu nelayan lagi berbadan besar dan tinggi. suatu hari 2 nelayan itu berangkat ke laut untuk memancing ikan. namun hingga sore mereka berdua belum mendaptkan hasil tangkapannya. ketika keduanya hampir...

putus asa, maka tiba si nelayan yang kurus dan kecil mendapatkan ikan yang cukup besar. sedangkan nelayan yang berbadan besar tak kunjung dapat ikan. maka nelayan yang bertubuh kecil segera mengemasi barang-barang untuk pulang, dia berfikir :" dengan membawa ikan besar ini keluargaku pasti senang". karena nelayan yang bertubuh besar tidak mendapatkan ikan,sementara hari semakin gelap, dan dia melihat bahwa nelayan yang bertubuh kecil sudah siap-siap pulang, maka muncul niat jahatnya untuk merampas ikan milik si nelayan yang bertubuh kecil.
maka haap, dirampaslah ikan dari nelayan yang bertubuh kecil tanpa belas kasihan dan langsung dibawa pulang. tangisan dan rengekan si nelayan kecil tak dihiraukan oleh si nelayan yang bertubuh besar. si nelayan yang bertubuh kecil takl bisa berbuat banyak, dia pasrah dan ia serahkan sepenuhnya kepada Alloh. maka si nelayan kecil pun berbisik :"Ya Alloh, aku memang Engkau ciptakan dengan tubuh kecil, dan aku syukuri nikmat-Mu, tapi mengapa temanku yang bertubuh besar mendlolimi aku, maka aku mengadukan kedloliman temanku, aku harap Engkau Maha Tahu apa yang mestikan Engkau lakukan untuk si nelayan Yang bertubuh besar". maka segera ia pulang dengan tubuh lunglai, lemas, tak bersemangat.
sementara itu si nelayan yang bertubuh besar itu, pulang dengan penuh kegembiraan karena membawa ikan besar,keluarganya pun ikut senang. maka digorenglah ikan itu hingga matang. ketika tiba saat makan bersama keluarga, dan ketika ia mengambil ikan yang telah matang,tiba-tiba ia tertusuk duri. makanya pun tak terasa enak. ternyata luka terkena duri tadi semakin parah dan membusuk, hingga ketika dibawa ke dokter, maka dokter menganjurkan agar tanganya di amputasi. betapa kagetnya ia, maka ia mengingat kejadian di laut bersama nelayan yang bertubuh kecil, ia ingat telah merampas ikan milik orang lain yang buka haknya, ketika ia sedang ngelamun dan mengingat kejadianya, tiba-tiba ia dikagetkan oleh keluarganya :"lukamu tak akan sembuh jika kamu tidak mengembalikan ikan itu kepada nelayan yang bertubuh kecil itu dan kamu minta maaf padanya"
maka ia sadar dan bergegas menuju rumah si nelayan yang bertubuh kecil, untuk mengembalikan ikan yang telah ia rampas dan minta maaf. dan karena si nelayan yang bertubuh kecil ini hatinya mulia, ia memaafkanya. akhirnya sembuhlah luka si nelayang yang bertubuh besar itu seketika.
Demikian akibat orang yang berbuat dlolim kepada saudaranya. merampas dan mencuri adalah perbuatan yang sama-sama jelek. merampas diketahui orangnya sedangkan mencuri tidak diketahui orangnya. memang orang yang bertubuh kecil kecil tak bisa berbuat apa-apa ketika di dlolimi oleh orang yang lebih besar dan lebih kuat darinya, tapi kita harus ingat bahwa Alloh Maha Tahu atas perbuatanya, dan Dialah yang akan membalas sesuai kehendak-NYa. cukuplah ini sebagai pelajaran bagi kita, sehingga kita tidak semena-mena kepada orang yang lebih kecil atau lebih lemah dari kita. Wallohu 'Alam

Selengkapnya...

Jumat, 05 Juni 2009

Dua Muslimah diperkosa, puluhan orang terluka

Lebih dari 40 orang terluka dalam bentrokan selama dua hari antara polisi India dengan warga Kashmir. Peristiwa ini dipicu atas meninggalnya dua muslimah setelah sebelumnya diperkosa dan disiksa.
Peristiwa ini terjadi di Distrik Chobiya, 50 km selatan Srinagor.

Polisi mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi kedua mayat. Satu berusia 17 tahun, yang lain berusia 22 tahun.
Pihak keluarga korban mengatakan, polisi India telah menculik keduanya lalu memperkosa, menyiksa, dan membunuhnya. Pihak keluarga juga menemukan bekas-bekas kekerasan di tubuh korban dan pakaian korban terkoyak-koyak.
Belakangan ini, Kashmir yang mayoritas penduduknya muslim sering mendapatkan serangan dari keamanan India. Tercatat, 47 muslim telah meninggal dalam sepuluh tahun belakangan ini, akibat serangan tersebut.(sumber Alislamu.com)
demikianlah yang diperbuat oleh musuh-musuh ISlam. Jika muslim minoritas, maka mereka seenaknya memperkosa, menyiksa, membunuh, dan membumi hanguskan kaum muslimin. Benarlah firman Alloh :"Dan ingatlah, ketika orang-orang kafir memikirkan tipu daya terhadapmu, untuk menangkapmu atau memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Alloh menggagalkan tipu daya mereka. Alloh sebaik-baik pembalas tipu daya" (QS. Al Anfaal :30 )
Maka sudah semestinya kaum muslimin di manapun berada untuk mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kekuatan apa yang dimiliki. dan hukum i'dad ini adalah wajib, sebagaimana firman Alloh dalam surat Al Anfaal ayat 60. sekian
Selengkapnya...

Sabtu, 23 Mei 2009

MANHAJ TALAQQI

Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Dalam Menerima Dan Mengambil Dalil

Termasuk dari prinsip ‘Aqidah Salafush Shalih, Ahlus Sunnah wal Jama'ah : Dalam manhaj talaqqi (menerima) dan istidlal (mengambil dalil) yaitu ittiba' (mengikuti) apa yang datang dari Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya saw yang shahih baik secara zhahir maupun bathin, serta taslim (berserah diri) kepada Sunnah Nabi saw. Allah Ta'ala berfirman, "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka piluhan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhla dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al-Ahzaab : 36)

Nabi bersabda, "Saya tinggalkan dua perkara, kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang teguh pada keduannya, yaitu " Khitabullah dan Sunnah Rasul-Nya." (Shahih, hadits diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mutstadrak dan dishahihkan oleh Imam al-Albani dalam kitab al-Misykat) (Dari Malik bin Anas secara mursal, tercantum dalam al-Muwaththa' no. 1619, mempunyai hadits penguat yang dikeluarkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak (I/93) dari Sahabat Abu Hurairah dan Ibnu Abas. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Misykaatul Mashaabiih jili I, bab al I'tishaam bil Kitaabi was Sunnah ni.186 (47) dan dicantumkan juga pembahasan tentang penguat hadits tersebut dalam Silsilatul Ahaadiitsish Shahiihah, Jilid IV hal. 355-361.)
Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak mengatakan "Khitabullah kemudian Sunnah Rasul-Nya saw akan tetapi mereka mengatakan : Khitabullah dan Sunnah Rasul-Nya secara bersamaan," karena as-Sunnah bergandengan dengan Kitabullah. Alasan lainnya juga dikarenakan Allah telah mewajibkan semua hamba-Nya untuk taat kepada Rasul-Nya, sedang Sunnahnya saw menjelaskan makna yang dikehendaki Allah Ta'ala dalam Kitabullah.
Kemudian Ahlus Sunnah wal Jama'ah setelah itu mengikuti apa yang ditempuh oleh para sahabat baik dari kalangan orang-orang Muhajirin dan Anshar secara umum, dan Khulafa-Ur Rasyidiin
Secara khusus. Nabi saw mewasiatkan kepada ummatnya agar mengikuti para Khulafaur Rasyidiin secara khusus kemudian mengikuti generasi berikutnya yaitu tiga generasi pertama yang dimuliakan, Rasulullah saw bersabda, "Hendaklah kalian berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah para Khulafa-ur Rasyidiin yang telah mendapatkan petunjuk. Berpegang teguhlah padanya dan gigitlah ia dengan gigi geraham. Dan hati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru (dalam agam), karena sesungguhnya segala sesuatu yang baru (dalam agama) adalam bid'ah dan segala yang bid'ah adalah sesat" (Shahih Sunan Abi Dawud oleh Imam al-Albani) (HR. Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud no.4607, ar-Tarmidzi no.2676, dan al-Hakim (I/95), dishahihkan dan disepakati oleh Imam adz-Dhahibi. Lihat keteranggan hadits selengkapnya di dalam Iirwaa-ul Ghaliil no.2455 oleh Syaikh Al-Albani.)
Oleh karena itu, rujukan Ahlus Sunnah ketika terjadi perselisihan adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Allah Ta'ala berfirman, "Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur-an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudiam. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An-Nisaa':59).
Para Sahabat Rasulullah saw merupakan rujukan Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah. Menurut mereka, tidak ada suatu apapum dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih dipertentangkan dengan qiyas (analogi), perasaan, kasyaf (penyingkapan tabir rahasia sesuatu yang ghaib), pendapat syaikh (guru) maupun imam; karena agama Islam telah sempurna semasa hidup Rasulullah saw. Allah Ta'ala berfirman, " ... Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agamamu ..." (Al-Maidah :3)
Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak mendahulukan ucapakan seseorang atas Kalamullah dan sabda Rasul-Nya saw. Allah Ta'ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui." ( Al Hujuraat :1)
Ahlus Sunnah mengetahui mengetahui bahwa mendahului Allah dan Rasul-Nya termasuk mengatakan atas nama Allah tanpa didaari ilmu; dan ini termasuk perbuatan yang dihiasi oleh tipu daya syaitan.
Ahlus Sunnah berpendapat bahwa akal yang sehat sesuai dengan naql (dalil) yang shahih. Ketika mendapatkan permasalahan, mereka mendahulukan naql karena naql tidak membawa sesuatu yang mustahil bagi akal untuk menerima. Akan tetapi membawa sesuatu yang tidak diketahui kebenaran oleh akal. Dan akal harus membenarkan naql dari segala yang dikabarkannya dan bukan sebaliknya.
Ahlus Sunnah tidak menyepelekan kedudukan akal, karena ia tempat bergantungnya taklif (kewajiban) dalam pandangan mereka. Walaupun demikian mereka mengatakan bahwa akal tidak boleh mendahului syari'at. Kalau tidak demikian, maka pasti manusia tidak butuh kepada para Rasul sehingga akal akan mendominasi dalam ruang lingkupnya. Oleh karena itu, mereka dinamakan Ahlus Sunnah sebab mereka berpegang teguh, mengikuti dan taslim (berserah diri) secara penuh kepada petunjuk Nabi saw.
Allah Ta'ala berfirman, "Maka jika mereka tidka menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawab nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al-Qashash : 50).
Ahlus Sunnah wal Jama'ah menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai rujukan utamanya, kemudian merujuk kepada ijma' ulama dan bertumpu padanya. Nabi saw. Bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak mengumpukan ummatku di atas kesesatan. Dan tangan Allah diatas jamaa'ah. Barangsiapa yang menyimpang, maka ia akan menyendiri dalam Neraka." (Shahih Sunnan at-Tirmidzi oleh Imam Al-Albani). (HR. At Tirmidzi no.3167 dari Sahabat Ibnu Umar ra, diriwayatka pula oleh al-Hakim (I/115) dari Sahabat Ibnu Umar. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami'ish Shaghii no.1848 tanpa lafazh "Wa man syadzdza syadzdza fin naari" dan dicantumkan juga oleh Syaikh al-Albani dengan penjelasan lebih detil dalam Kitaabus Sunnah libni Abi ‘Ashim wama'ahu Zhilaalil Jannah fi Takhiijish Shaghiir no.80 hal.56-57, cet. Al-Maktab al-Islami, th.1419 H.)
Maka ummat ini tidak meyakini adanya orang yang ma'sum (terjaga dari dosa dan kesalahan) selain Rasulullah saw, dan berpendapat bahwa seorang boleh berijtihad dalam permasalahan yang tersembunyi (samar) sebatas darurat. Walaupun demikian, mereka tidak fanatik dengan pendapat seseorang sehingga pendapat tersebut sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah mereka berkeyakinan bahwa setiap mujtahid bisa benar dan salah. Jika benar maka baginya dua pahala yaitu pahala ijtihad dan pahala kebenaran ijtihadnya. Dan jika salah maka baginya satu pahala, yaitu pahala ijtihad saja. Maka perbedaan pendapat dikalangan mereka dalam masalah ijtihad, tidak mengharuskan terjadi permusuhan maupun saling menjauhi, akan tetapi satu sama lain saling mencintai, saling berwala' dan sebagian shalat di belakang sebagian lainnya, walaupun ada perbedaan di antara mereka pada sebagaian masalah far'iyah (masalah yang sifatnya cabang, bukan masalah yang sifatnya pokok).
Mereka tidak mewajibkan seseorang dari kaum Muslimin untuk mengikuti dan terpaku (taklid) pada madzhab fiqih tertentu, namun tidak mengapa jika atas dasar ittiba' (mengikuti sesuai dalil syar'i) bukan taqlid, (Talid, yaitu konsistensi seseorang dalam hukum syar'i (untuk mengikuti) suatu madzhab tertentu dimana ucapannya bukan merupakan sumber hukum) atau menerima ucapan seseorang tanpa mengerti dalilnya atau merujuk kepada suatu ucapan yang yang tidak berdasarkan dalil.
Sedangkan muqallid adalah seseorang yang mengikuti orang tertentu dalam segala ucapan dan perbuatannya, dan berpendapat bahwa kebenaran hanya ada pada orang yang diikutinya dan tidak mungkin ada pada orang lain tanpa mengetahui dalilnya serta tidak keluar dari pendapat mereka walaupun yang benar ternyata sebaliknya. Tidak ada perbedaan pendapat diantara ulama bahwa taqlid itu bukan merupakan bagian dari ilmu dan seorang muqallid tidak dapat dinamakan orang yang alim (berilmu).
Sungguh Allah Ta'ala telah mencela taqlid dan melarang tentang hal itu dalam beberapa ayat. Allah Ta'ala berfirman, "Apabila dikatakan kepada mereka, Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul. Mereka menjawab, ‘Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.' Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?" (Al-Maaidah:104).
Ulama Salaf dan para Imam mujtahidin semuanya melarang taqlid, karena taqlid adalah salah satu sebab kelemahan (ummat) dan perselisihan diantara kaum Muslimin. Kebaikan itu terletak pada adanya persatuan (ummat), ittiba' (mengikuti petunjuk Rasulullah saw). Dan jika terjadi perselisihan maka senantiasa merujuk kepada Allah (Kitab-Nya) dan Rasul-Nya saw (As-Sunnah). Oleh karena itu, kita belum pernah mengetahui bahwa para sahabat ra taqlid kepada salah satu di antara mereka dalam segala masalah. Demikian pula para Imam yang empat rahimahumullah tidak fanatik dengan pendapat mereka sendiri. Mereka meninggalkan pendapatnya karena adanya hadits Rasulullah saw, bahkan mereka melarang taqlid kepadanya tanpa mengetahui dalilnya. Imam Abu Hanifah rhm berkata, "Jika hadits itu shahih maka itulah madzhabku"
Beliau berkata, "Tidak boleh seseorang mengambil pendapat kami selama dia tidak tahu dari mana asal (sumber hukum) yang kami ambil."
Imam Malik rhm berkata, "Berpindah dari madzab yang satu ke madzhab yang lain karena mengikuti dalil yang kuat. Bagi penuntut ilmu, kalau dia mempunyai keahlian dan mampu mengetahui dalil-dallil yang digunakan oleh para imam, maka wajib baginya untuk mengamalkannya dan berpindah dari satu madzab ke satu madzhab imamnya dalam suatu masalah kepada madzhab imam yang lain; dimana dia memilih penggunaan dalil yang lebih tepat dan lebih kuat pemahamannya dalam masalah lain. Dan tidak boleh baginya mengambil pendapat seseorang tanpa mengetahui dalilnya karena bila demikian dia akan menjadi muqallid (orang yang taqlid). Hendaknya ia mencurahkan apa yang ia miliki untuk menliti dan akhirnya dapat mengambil pendapat yang lebih kuat dari perbedaan pendapat yang terjadi.
"Sesungguhnya saya adalah seorang manusia yan kadang-kadang benar dan salah. Maka perhatikanlah pada pendapatku; apa yan sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah maka ambillah, dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah maka tinggalkanlah."

Imam Asy-Syafi'i berkata, "Jika ada kabar yang benar dari Rasulullah saw, menurut ulama yang berlainan dengan pendapatku dalam segala masalah, maka saya merujuk (kepada kebenaran) dari masalah tersebut baik saat hidupku maupun setelah wafatku".
Dan Imam Ahmad rhm berkata, "Janganlah kalian bertaqlid kepadaku dan jangan pula bertaqlid kepada Malik, asy-Syafi'i al-Auza'i dan juga bukan Sufyan ats-Tsauri; akan tetapi ambillah dari mana mereka mengambilnya (yaitu as-Sunnah)."
Ungkapan mereka dalam masalah ini banyak, karena mereka memahami arti firman Allah, "Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)." (Al-A'raaf:3).
Jika tidak mungkin mentarjih (memilih pendapat yang lebih kuat), maka posisinya menjadi seperti orang awam dan ia harus bertanya kepada ulama.
Orang awam yang tidak dapat meneliti dalil maka tidak ada madzhab baginya, tetapi madzhabnya adalah madzhab muftinya (orang yang berhak memberinya fatwa). Oleh karena itu, hendaknya ia bertanya kepada ulama tentang al-Qur'an dan as-Sunnah.
Allah Ta'ala berfirman, ".... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (An-Nahl:43)
Ahlus Sunnah wal Jama'ah berpendapat fiqih dalam agama tidak sempurna dan tidak berat kecuali dengan ilmu dan amal secara bersamaan. Maka barang siapa mendapatkan ilmu yang banyak tetapi ia tidak mengamalkan atau tudak mengikuti petunjuk nabi saw, dan tidak mengamalkan as-Sunnah, maka ia bukanlah faqih (ahli fiqih).
Sumber: Diadaptasi dari Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari, Al-Wajiiz fii Aqiidatis Salafis Shaalih (Ahlis Sunnah wal Jama'ah), atau Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal Jama'ah), terj. Farid bin Muhammad Bathathy(Pustaka Imam Syafi'i, cet.I), hlm.181 -189.


Selengkapnya...

Kamis, 14 Mei 2009

THOIFAH MANSHUROH

Telah mutawatir dalil-dalil shohih yang menunjukkan keberadaan thoifah manshuroh serta keberlansungannya hingga hari kiamat, bahwasanya ia adalah kelompok yang mendapat pertolongan yang senantiasa tampil membela kebenaran, tidak mengoyahkan tekad (membahayakan ) mereka orang yang menelantarkan mereka dan menyelisihi mereka hingga hari kiamat, sebagaiman hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Thoifah manshuroh memiliki sifat-sifat yang membedakan dengan thoifah-thoifah yang lain. sifat-sifat tersebut antara lain :
1. Ittiba' (mengikuti sunnah ) bukan Ibtida' (membuat bid'ah)mencari petunjuk melalui pemahaman salafush sholih terhadap nash al kitab dan as sunnah

2. Jihad fii sabilillah
3. Berwala' (loyalitas ) dan baro' (memusuhi ) karena Alloh
4. Syumul ( sempurna/ menyeluruh )
5. Wasathiyah (pertengahan ) dan I'tidal (adil )
6. Ilmu
7. Sabar dan teguh
(bersambung)
Selengkapnya...

Senin, 13 April 2009

Berlomba dalam infaq

Alloh Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kita agar menginfaqkan sebagian harta yang Alloh rezekikan kepada hamba-Nya, demikian pula Nabi Muhammad sholallohu 'alaihi wa salam juga menganjurkan memperbanyak infaq ataupun sedekah. di antara dalil-dalilnya adalah "Dan dari apa-apa yang Alloh rezekikan kepadamu, maka hendaknya diinfakan sebagiannya " ( Al Baqoroh : 3 )

Ayat lainnya :"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui".(AL Baqoroh : 261 )
pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
(terjemahan Depag RI)
"Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
Pada hari mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (At Taubah : 34 - 35 )
dan amsih banyak lagi ayat, yang mendorong agar gemar beinfaq, dan jangan pelit, karena orang pelit akan mencelakakan diri sendiri.
Adapun hadits Rasululloh tentang anjuran berinfaq sangat banyak, diantaranya : "sedekahlah kamu walaupun sebiji kurma ". " infaq itu bisa memadamkan kemurkaan Alloh", "tidak akan berkurang hartanya, orang yang berinfaq", dan lain-lain
Bahwa zakat, infaq dan sedekah yang benar-benar ikhlas merupakan simpanan tabungan langsung di sisi Allah SWT. Senantiasa terjaga, terpelihara dan tercatat dengan sangat rapih, sehingga tidak mungkin terjadi kesalahan, kecurian, kekurangan dan kebakaran. Apabila pemiliknya memerlukannya kembali, Allah akan menjamin segera diberikanmya secara tunai.

Amal perbuatan yang tergolong simpanan (kanzun) di sisi Allah adalah : amalan lisan, perbuatan, amalan hati, pentasarrufan harta benda, gagasan serta pikiran dengan niat yang ikhlas. Simpanan tersebut, terutama harta benda, akan dijamin penjagaan dan pemeliharaannya di sisi Allah, apabila yang mempunyai simpanan tersebut sangat memerlukannya, akan dikembalikan dengan tunai tanpa potongan bahkan mendapat tambahan berlipat ganda sesuai kadar keikhlasannya.
Lebih jauh sebagai orang yang beriman bahwa kewajiban zakat merupakan kebutuhan manusia untuk membersihkan dan menyucikan harta benda pemberian Allah agar menimbulkan kesejahteraan secara merata. Di samping itu juga akan dapat menjaga pemiliknya dari berbagai bencana, bahaya dan sifat-sifat tercela dari kerabat dan tetangganya. Karena dengan rajin zakat, infaq dan sedekah, berarti akan disayang, disanjung dan dihormati orang yang menerimanya. Kerabat, tetangga dan lingkungan sekitar akan ikut menikmati rizki yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya.

Justru orang yang rajin zakat, infaq dan sedekah akan makin lancar aliran rizkinya dibandingkan dengan orang yang kikir. Karena dalam kehidupan dunia segala sesuatu yang terjadi, tidak bisa lepas dari hukum alam, hukum kausalitas dan sunnatullah. Sebagai contoh kongkrit adalah aliran air. Makin deras dan besar air mengalir dipergunakan untuk kepentingan manusia, makin banyak pula aliran air yang akan masuk ke dalam bak penampungan. Sehingga orang yang rajin zakat, infaq dan sedekah ibarat sebuah agen perbendaharaan harta, supermarket dan gudang harta yang sangat ramai dikunjungi oleh pelanggan. Perputaran barang yang masuk dan barang yang keluar mengalir dengan deras.

oleh karena itu marilah kita gemar berinfaq, karena apa yang kita infaqkam itulah harta kita yang sebenarnya, sedangkan yang kita makan dan kita pakai akan habis. wallohu 'alam bishowab.
Selengkapnya...

Kamis, 19 Maret 2009

CARA MENJAGA HAFALAN

hal-hal yang membantu agar hafalan tetap terjaga
1. Doa
dengan doa apapun yang kita mau akan terwujud, karena Alloh telah menjanjikan bahwa barangsiapa berdoa maka akan dikabulkan. dengan doa akan akan terhindar dari musibah. doa merupaka perisai bagi orang mukmin.Doa merupakan sebab semua kebaikan dan kunci bagi semua pintu. Dengan doa akan didapatkan berbagai manfaat dan akan tertolak berbagai hal yang tidak disenangi.Doa merupakan sebab yang paling maudah dan paling cepat untuk menggapai tujuan. Orang yang berdoa adalah orang yang beruntung pada setiap keadaan.
Tatkala seorang hamba menghadap kepada Alloh dengan ikhlas, jujur, dan menghadirkan hati, doanya akan dikabulkan. Betapa banyak orang yang berdoa kepada Alloh dengan ikhlas, meredahkan diri, khusyu’ dan menangis, lalu dikabulkan doanya.

2. menjauhi maksiat
maksiat adalah awal dari mala petaka ummat. telah berkata para salaf :"Ilmu itu cahaya, dan cahaya tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat"
Di antara sebab terpenting yang membantu menghafal ilmu syar’I adalah menjauhi maksiat.
Abdulloh bin Mas’ud berkata :”Sesungguhnya aku mengira bahwasanya seseorang itu lupa terhadap ilmu yang telah diketahuinya disebabkan kesalahan yang dilakukannya “(HR. Ad Darimi)
Sebagian mereka berkata :




Aku mengadu kepada waki’ tentang jeleknya hafalanku
Maka dia mengisyarakatkan kepadaku untuk meninggalkan maksiat
Dan berkata bahwa menghafal suatu itu adalah karunia
Karunia Alloh tidak diperoleh orang yang berbuat maksiat (Al Jami’ li Akhlaqir Rawi )
Adh Dhahak bin Muzahim berkata :”Tidak ada seorangpun yang mempelajari Al Quran kemudian melupakannya, kecuali karena dosa yang dilakukannya.
3. Memiliki perhatian
Sesungguhnya perhatian terhadap sesuatu, antusias kepadanya, dan menyibukkan diri dengan memikikannya akan memudahkan untuk menghafalnya.
Al Bukhori berkata :”Aku tidak tahu sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hafalan daripada nahmah seseorang dan terus-menerus melihat kitabnya.”(As Siyar ; 12 : 406).
An Nahmah adalah puncak cita-cita terhadap sesuatu, seperti nahmu (rakus) karena lapar.
Al ‘Askari berkata :”Hafalan itu tidak akan terealisasi melainkan dengan kuatnya kesungguhnya, banyaknya belajar dan panjangnya (lama) mudzakarah (mengkaji).” (Al Hatstsu ‘ala Tholabil ‘ilmi : 67 )
4. Membiasakan menghafal
Sesuatu yang awalnya sulit dan berat maka akan menjadi mudah dengan selalu berlatih atau membiasakannya.
Sehingga banyaknya latihan untuk menghafal, akan menambah kuat dan cepatnya menghafal.
5. Beramal dengannya
Di antara perkara yang menguatkan ilmu adalah mengamalkannya. Apabila seseorang ilmunya maka ilmu itu akan bertambah kokoh.
As Sa’bi berkarta :Dahulu kami mengambil pertolongan untuk menghafal hadits dengan mengamalkannya.
Ibnu Utsaimin berkata :”Di antara cara yang dapat membantu untuk menghafal ilmu dan memantapkannya adalah hendaknya seseorang mengambil petunjuk dengan ilmu yang dimilikinya.
Maka setiap kali seseorang mengamalkan ilmunya, Alloh akan menambah hafalannya dan pemahamanya.
6. Memilih waktu yang tepat
Termasuk sebab yang membantu hafalan adalah memilih waktu yang paling tepat untuk menghafal.
Al Khathib berkata :”Ketahuilah, bahwasanya hafalan itu memiliki waktu-waktu yang selayaknya diperhatikan oleh orang yang ingin menghaafal. Waktu yang paling baik adalah waktu sahur, kemudian setelahnya adalah pertengahan siang, kemudian pada akhir siang sebelum senja. Dan menghafal di waktu malam lebih baik daripada menghafal di waktu siang.”
7. Menghafal pada waktu masih kecil
Termasuk sebab kuatnya hafalan adalah menghafal pada masa kanak-kanak.
Qotadah berkata :”menghafal di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu.”
Ini adalah peringatan bagi para orantua, para wali serta pendidik agar mereka memperhatikan anak-anak mereka, orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya serta anak didik mereka, dengan perhatian khusus ketika mereka masih kecil.
Juga agar mereka bersungguh-sungguh menjadikan anak-anak mereka menghafalkan hal yang bermanfaat. Karena menghafal pada waktu kecil ini akan lebih kuat dan kokoh. Inilah waktu yang apabila disia-siakan, maka tidak mungkin lagi untuk mendapatkanya.
8. Muroja’ah (mengulang-ulang hafalan)
Di antara hal yng menyebabkan kuat dan terus-menerusnya hafalan setelah menghafalnya adalah mengulangnya berkali-kali (muraja’ah)
A Zuhri berkata :”perkara yang bias menghilangkan ilmu tidak lain adalah lupa dan meninggalkan mudzakarah (mendiskusikanya).
Jika seorang pelajar tidak mendapatkan teman untuk mendiskusikan ilmu, maka selayaknya dia menyampaikanya ilmu tersebut kepada orang yang ada di sisinya meskipun dia bukan ahli di dalamnya ataupun mengulang-ulangnya.
Semoga risalah ini bermanfaat bagi saya dan bagi anda sekalian. Semoga Alloh melimpahkan karunianya dan memudahkan kita untuk menghafal Al Quran.

Selengkapnya...

Rabu, 18 Maret 2009

TIPS MENGHAFAL AL QURAN

ini ada beberapa triks dan tips dalam membantu siapa pun yang ingin menghafal Al Quran
Alloh berfirman :
“Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” ( QS. Al Qomar : 17 )
Berkata Imam Al Qurtubi dalam menafsirkan firman Alloh di atas : “Kami telah memudahkannya untuk dihafal dan kami menolong orang yang ingin menghafalnya maka barangsiapa yang ingin menghafal dia akan ditolong.”
Firman Alloh :
1. (Tuhan) yang Maha pemurah,
2. Yang Telah mengajarkan Al Quran.
3. Dia menciptakan manusia.
4. Mengajarnya pandai berbicara.

Ketahuilah – semoga Alloh member taufi kepadaku dan kepada anda sekalian-, barangsiapa yang ingin menghafal Al Quran dengan hafalan yang mutqin yang tetap bersamanya dalam waktu lama, maka hendaknya dia menempuh metode-metode di bawah ini. Metode ini diambil dari pendapat para uama salaf. Metode itu dalah :
1. Meminimalkan jumlah yang ingin dihafalkan
Orang yang ingin menghafal suatu nash, hendaknya membagi nash tersebut dalam beberapa hari, artinya menghafal sedikt demi sedikit, karena jika dia memperbanyak bagian yang dihafal akan cepat jenuh/bosan dan meras berat.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda : “ Wahai manusia, ambillah dari amalan-amalan itu apa yang kalian mampu. Sesungguhnya Alloh tidak akan bosan hingga kalian merasa bosan. Dan sesungguhya amalan yang paling dicintai Alloh adalah amalan yang terus-menerus walaupaun sedidkit” (HR. Al bukhori dan Muslim )

Al Khothib Al Baghdadi berkata :”Hendaknya seseorang teliti dalam mengambil ilmu dan jangan memperbanyak. Hendaknya dia mengambilnya sedikit demi sedikit, sesuai yang dia mapu untuk menghafalkannya dan mudah untuk dipahaminya. Karena Alloh berfirman :

Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah[1066] supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al Furqon : 32 )

[1066] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati nabi Muhammad s.a.w menjadi Kuat dan tetap.
Oleh karena itu hendaknya setiap orang membatasi dirinya sesuai dengan kemapuan yang dimilikinya selama tidak mengurangi seluruh semangatnya.
Ibnu sholah berkata :”Hendaknya hafalan sesorang terhadap hadits itu bertahap, sedikit demi sedikit bersama perjalanan siang dan malam. Yang demikian itu lebih pantas baginya untuk melanggengkan hafalannya. (Ulumul hadits :227 )
Demikian para sahabat mempelajari ayat Al Quran, sepuluh ayat sampai paham kandungannya tentang halal dan haram, perintah dan larangan, setelah paham baru mepelajari ayat lainnya
Jadi menghafal sedikit demi sedikit akan lebih langgeng daripada langsung banyak sekaligus. Wallohu a’lam.
2. Mengulang-ulang
Apabila seseorang yang ingin hafal telah menerapkan perkara yang pertama yaitu meminimalkan materi yang dihafal dalam setiap harinya, maka selayaknya bagi dia untuk mengulan-ulang nash (yang dihafal) ini dengan pengulangan yang sangat banyak. Karena gafalan itu tidak akan kokoh kecuali dengan mengulang, semakin sering dia mengulang maka akan semakin kokohlah hafalan tersebut.
Adapun batasan mengulang-ulang tidak ada, tetapi para ulama terdahulu tidak merasa cukup dengan mengulang 20 kali. Dianatar salaf ada yang mengulang 50 kali, 100 kali, bahkan ada yang mengulang 1000 kali. Jadi mereka mempunyai kesungguhaan dalam mengulang hafalan mereka.
Peringatan :
Wajib bagi siapa saja yang ingin menghafal agar terebih dahulu membenarkan apa yang dia baca dengan bacaan yang benar. Kalau tidak dia bias terjatuh pada tahrif (perubahan makna) dan tashif (kesalahan dalam membaca)
Selayaknya bagi orang yang sedang belajar, mengangkat suaranya hingga memperdengarkannya pada dirinya sendiri, karena suara yang didengar oleh telinga itu akan tertanam kokoh dalam hati. Al ‘Askari berkata : “ Jika kalian belajar, kuatkanlah suara kalian, karena yang demikian lebih kuat untuk menghafal dan lebih bias mengusir rasa kantuk. Membaca dengan pelan itu untuk memahami, sedangkan bacaan yang keras itu untuk menghafal dan memahami.
(bersambung)
Selengkapnya...

Minggu, 15 Februari 2009

ADAP TERHADAP JIWA

Seorang muslim harus menerapkan beberapa adab yang diajarkan Islam, diantaranya : adab kepada Alloh SWT, adab kepada Nabinya, adab terhadap Al Quran, adab terhadap jiwanya atau dirinya, adap kepada makhluk Alloh lainnya. Salah satu yang kita bahas yaitu : Adab terhadap jiwanya.


Alloh SWT berfirman, artinya :"berbahagialah orang-orang yang mensucikan dirinya, dan celakalah orang-orang yang mengotori dirinya" (Q.S. Asy-Syam : 9 - 10 )

Adab terhadap jiwanya atau terhadap diri sendiri yaitu :
A. Muroqobah

Muroqobah artinya menyakini bahwa Alloh SWT mengawasi kita, kapan dan di manapun berada, Alloh mengetahui lahir dan batin. seorang yang mempunyai muroqobah maka dia telah mengumpulkan lima Asma'ul Husna yaitu Al 'Alim (Maha Mengetahui), Ar Roqib (Maha mengawasi ), Al hafidz (Maha Menjaga), As Sami' (Maha Mendengar), Al Bashir (Maha Malihat). Jika kita menyadari Bahwa Alloh mengawasi gerak gerik kita, maka kita akan berhati-hati dalam berbuat, karena dia tahu bahwa Alloh SWT tidak pernah mengantuk, tidak pernah tidur.

Teladan salafusholeh :




1. Suatu ketika Umar bin Khotob berjalan-jalan..sekitar Madinah, sampailah Beliau di padang rumput. bertemulah dia dengan seorang pengembala dengan ratusan ekor kambing. bertanyalah Umar (U) kepada Penggembala(P) :"jualah seekor kambingmu kepadaku". P menjawab :"kambing-kambing ini milik tuanku, jadi aku tidak bisa menjual kepadamu tanpa ijin tuanku". Kata U : "Kan tuanmu tidak tahu, katakan saja kambingmu dimakan srigala". Jawab P :" Ya memang tuanku tidak tahu, dan ia bisa menerima alasanku, tapi di mana Alloh?". seketika itu Umar menangis dan memeluk penggembala itu, dan segera berkata :"nak! dimana tuanmu, aku akan membebaskanmu, dan semoga Alloh membebaskanmu dari neraka". ini adalah bukti muroqobah.
2. Suatu ketika Umar bin Khotob berjalan di sekitar pinggiran madinah (malam hari), sejenak Beliau berhenti karena mendengar percakapan seorang Ibu (I) dengan Anak putrinya (A). keluarga ini adalah penjual susu kambing. I berkata :" Campurlah susunya dengan air, agar keuntungan banyak dan harganya lebih murah!" jawab A :"Lho bu, perbuatan ini kan dilarang oleh kholifah Umar, mengapa ibu menganjurkan saya mencampur susu dengan air, dan ini kan namanya menipu pembeli?". kata I :"Semua pedagang susu melakukannya, kalau kita tidak melakukannya susu kita tidak akan laku, kita tidak bisa makan, sudah lakukan saja perintah ibu!". Jawab A :"Tapi ini kan larangan Kholifah Umar?, kita kalau diketahui bisa dihukum?" Kata I :" kholifah tidak mungkin tahu, malam begini dia masih tertidur di istananya". Jawab A : "bu, memang Umar tidak tapi Alloh maha Tahu". Ketika anak putrinya tidak mau mencampur susu dengan air, maka ibunya beranjak menuju tempat susu untuk dicampur dengan air, tiba terdengar ketuka pintu. terkejutlah keluarga ini, ternyata yang datang adalah kholifah Umar, dan gemetarlah badan ibu penjual susu. berkatalah Umar :"aku sudah mendengar percakapan kalian berdua sejak tadi, dan aku tidak menghukum kalian, tetapi aku melamar putrimu untuk anakku 'ashim". inilah buah dari muroqobatulloh. dari pernikahan keduanya maka dari keturunan mereka lahir Umar bin Abdul Aziz.

B. Muhasabah
Alloh berifirman :" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al Hasyr : 18 )

Ayat ini menganjurkan agar kita melakukan instrospeksi diri (muhasabah) atau menghitung amal apa saja yang sudah dipersiapkan untuk hari esok (akherat).
Berkata Umar bin Khotob :" Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab".

Imam Ahmad meriwayatkan dari wahab :" Tersebut dalam hikmah keluarga Daud, sebaiknya seorang muslim tidak melewatkan 4 waktu, yaitu : waktu bermunajat kepada Robbnya, Waktu muhasabah, waktu bertemu dengan ikhwannya agar menunjukkan aib-aibnya, dan waktu menghibur diri untuk menikmati hal-hal yang halal". (Ighosatul Lahfan : Ibnu Qoyim Al Jauziyah)
Muhasabah terbagi menjadi 2 yaitu : muhasabah sebelum beramal dan muhasabah sesudah beramal.

Muhasabah sebelum beramal dengan 4 tahap yaitu ;

1. Muhasabah, apakah mampu dikerjakan atau tidak, kalau tidak mampu tidak usah dikerjakan. kalau mampu maka dia berhenti dan berfirkir

2. Muhasabah, apakah amal itu lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan, atau sebaliknya. jika lebih baik ditinggalkan maka dia tidak mengerjakan, bila lebih baik dikerjakan maka ia berhenti dan berfikir.

3. Muhasabah, apa motivasi amal, apakah karena Alloh atau karena motivasi dunia dan lainnya. jika motivasinya bukan karena Alloh maka tidak dikerjakan dan bila karena Alloh, dia berhenti dan berfikir.

4. Muhasabah, apakah amal yang akan dikerjakan memerlukan pertolongan (bantuan), atau tidak. jika tidak perlu bantuan kerjakan dan apabila perlu bantuan maka amal ditunda sampai tersedianya bantuan.

Contoh dari keempat muhasabah di atas adalah Jihad. Oleh karenanya Rasululloh menunda jihad di mekkah karena tidak adanya bantuan (masih sedikit jumlahnya).

Muhasabah sesudah beramal


1. Muhasabah kembali apakah amalnya lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan

2. Muhasabah, apakah dia beramal memang karena Alloh atau karena dunia dan isinya.

3. Muhasabah, apakah dia sudah memenuhi hak-hak Alloh yakni : Ikhlas, Ittiba' Rasul, Ihsan, Kesetiaan, Menyaksikan adanya karunia Alloh, merasa kurang dalam memenuhi hak-hak Alloh.


C. Taubah

Taubah adalah kembalinya seorang hamba menuju Robbnya setelah dia bermuhasabah terhadap perbuatan yang dikerjakannya.
Alloh berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Bersabda Rasululloh SAW : " Bertaubatlah kalian kepada Alloh, sesungguhnya saya bertaubah kepada Alloh lebih dari seratus kali setiap hari".

Alloh berfirman : “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung”. (An-Nuur : 31 )

Ayat ini turun di Madinah. Alloh mengarahkan firman-Nya kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang pilihan-Nya, agar mereka bertaubat, setelah mereka beriman, bersabar, berjihad dan berhijrah. Alloh mnegaitkan antara taubah dan keberuntungan.

Alloh juga berfirman tentang kebalikannya : “Dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang dholim”. (Al Hujurot : 11 )

Orang yang tidak bertaubah adalah orang dholim karena dia tidak tahu Alloh dan haknya, tidak tahu aib dirinya dan kekurangan amalnya.

Rasululloh bersabda : “ Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Alloh, demi Alloh, aku benar-benar bertaubat kepada Alloh lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari”.

Syarat-syarat taubah adalah :

1.

Menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lampau
2.

Membebaskan diri sketika itu pula dari dosa tersebut.
3.

Bertekat untuk tidak mengulanginya lagi di masa mendatang.

Orang-orang yang berdosa mempunyai tiga sungai besar yang bias di pergunakan untuk membersihkan dosa-dosa di dunia. Jika belum bersih maka mereka dibersihkan di sungai neraka di hari kiamat. Tiga Sungai itu adalah ;

1.

Sungai at-taubatun-nashuh
2.

Sungai kebaikan-kebaikan yang melimpah ruah dan menghanyutkan berbagai kesalahan di sekitarnya.
3.

Sungai musibah dan cobaan yang mengahpus semua dosa.

Jika Alloh menghendaki suatu kebaikan pada diri hamba-Nya, maka Dia memasukkannya ke dalam salah satu sungai ini, sehingga dia datang pada hari kiamat dalam keadaan bersih, sehingga dia tidak memerlukan cara pencucian yang keempat.

Hakekat taubat adalah kembalinya seseorang kepada Alloh dengan mengerjakan apa-apa yang dicintai-Nya dan meninggalkan apa-apa yang dibenci-Nya.

C. Mujahadah

Seoarang muslim mengetahui bahwa musuh utamanya adalah nafsunya yang selalu mendorong untuk berbuat kejelekan dan menjauhkan dari kebaikan.

Firman Alloh : “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang”. ( Yusuf : 53 )

Maka dia harus bersungguh-sungguh dalam memerangi hawa nafsunya. Memperturutkan hawa nafsunya sama saja mengantarkannya ke jaurang neraka. Tidakla orang berbauat buruk kecuali karena dorongan nafsunya.

Manusia itu terbagi menjadi dua macam :

1.

Orang yang dkuasai oleh hawa nafsunya, sehingga ia dibinasakan olehnya, tunduk kepada perintah-perintahnya.
2.

Orang yang menguasai nafsunya, sehingga nafsunya tunduk kepada perintah-perintahnya.

Firman Alloh :”Adapun orang yang melampaui batas, Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)”. ( An Nazi’at : 37 – 41 )

Orang yang selamat adalah orang yang menjadikan pemimpinya adalah kitabulloh, sedangkan orang yang celaka dan binasa adalah yang menjadikan pemimpinya hawa nafsunya.

Rasululloh beribadah kepada Alloh dengan sangat sungguh-sungguh, sehingga sampai bengkak telapak kaki beliau karena lamanya berdiri, padahal beliau telah diampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan dating. Ketika ditanya mengapa beliau ibadah seperti itu, jawab beliau : tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?

Kseungguhan dalam beramal harus dimiliki seoarang muslim, sebab tanpa kesungguhan kita tidak akan mendapatkan yang kita inginkan.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(Al ‘Angkabut : 69 )

Jadi seoarang muslim harus sungguh dalam menuntut ilmu,sholat, puasa, berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesame muslim, bahkan bekerja untuk dunia kita, dan segala macam aktivitasnya.
Selengkapnya...

Jumat, 06 Februari 2009

Renungan persaudaraan...

Wahai Saudaraku……….
Apa yang dapat kita lakukan
Melihat saudara – saudara kita di belahan bumi gaza palestina
Derita mereka
Luka yang mengganga
Jerit tangis yang menyayat jiwa
Bocah bocah kecil yang tak berdosa meregang nyawa
Apa…………. Apa yang dapat kita perbuat
Bukankah mereka bagian dari kita
Luka mereka dalah luka kita
Sakit mereka dalah sakit kita
Cinta mereka adalah cinta kita
Saudaraku……………………………………
Apa yang dapat kita dapat perbuat
Apakah hanya sekedar berdecak kasihan
Saudaraku…………………………….
Sentu mereka denga do’a dipenghujung akhir rokaat sholatmu
Bantu mereka dengan sebagian harta yang telah Allah berikan untukmu
Jangan engkau lepas uangmu
Tuk berbelanja produk – produk Israil bangsa monyet la’natullah yang engkau tahu itu
Karena saudaraku…………………………
Satu rupiah, satu rupiah saja keuntungan dari penjualan produk – produk Israil itu
Akan terkumpul untuk membeli amunisi
Amunisi…………… peluru yang kemudian mereka gunakan untuk merobek dada dan memecahkan kepala saudara – saudara kita di Gaza Palestina

Saudaraku………………………
Jika engkau mampu ambillah………………………….. ambillah senjata
Dan letakkan nyawamu di ujungnya
Hingga kemuliaan dienul Isalam tegek bersamamu
Atau ………….. kereta maut itu menjemput
Bersama iring iringan malaikat yang tesenyum
Tersenyum mengiringi kesyahidanmu
Saudara – saudaraku………………………
Renungkan…………………. renungkan olehmu
Bahwa setiap perjuangan butuh pengorbanan
Setiap perjuangan butuh pengorbanan Selengkapnya...

Minggu, 01 Februari 2009

Kisah Dua Orang Ibu yang Anak Salah Seorang dari Keduanya Dicuri Srigala


Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar

Pengantar

Kisah ini memaparkan kepintaran Nabiyullah Sulaiman yang luar biasa dalam mengungkapkan kebenaran dalam sebuah persengketaan tanpa bukti-bukti yang membimbing kepada pemilik hak. Sulaiman menampakkan bahwa dirinya hendak membunuh bayi yang diperebutkan oleh dua orang wanita yang masing-masing mengklaim sebagai ibunya. Maka terbuktilah siapa ibu yang sebenarnya, yaitu yang merelakan anaknya diberikan kepada lawannya agar bayi itu tidak dibunuh demi menjaga hidupnya padahal lawannya itu bersedia menerima bayi yang akan dibelah dua oleh Sulaiman.

Teks Hadis

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Ada dua orang wanita masing-masing dengan anaknya. Datanglah seekor serigala dan mencuri anak salah seorang dari keduanya berkata kepada yang lain, 'Serigala itu mencuri anakmu.' Yang lain menjawab, 'Anakmulah yang dicuri oleh serigala.' Keduanya mengadukan hal itu kepada Dawud, maka Dawud memutuskan anak itu milik wanita yang lebih tua. Keduanya pergi kepada Sulaiman dan menyamapkan hal itu. Sulaiman berkata, 'Ambillah untukku pisau. Aku akan membelahnya untuk mereka berdua.' Wanita muda berkata, 'Jangan, semoga Allah merahmatimu. Anak ini adalah anaknya.' Maka Sulaiman memutuskan anak ini adalah anak si wanita muda."

Abu Hurairah berkata, "Demi Allah, inilah untuk pertama kalinya aku mendengar kata 'sikkin' (pisau). Kami selama ini mengatakannya 'mudyah' (pisau)."

Takhrij Hadis

Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya', bab biografi Sulaiman, 6/458 no. 3427

Dalam Kitabul Faraidh , bab jika seseorang wanita mengakui seorang anak, 12/55, no. 6769.

Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabul Aqdhiyah, bab perbedaan para mujtahid, 3/1344, no. 1720.

Hadis ini dalam Shahih Muslim dengan Syarah Nawawi, 12/380.

Diriwayatkan oleh Nasa'i dalam Kitabul Qadha', 8/234

Penjelasan Hadis

Kisah ini terjadi pada zaman Nabiyullah Dawud Alaihis Salam. Ada dua orang wanita yang berhukum kepadanya ketika seekor serigala membawa kabur anak salah seorang dari keduanya. Keduanya memperebutkan anak yang selamat. Masing-masing mengklaim bahwa ia adalah anaknya. Maka Nabiyullah Dawud berusaha untuk memberi hukum kepada keduanya. Usahanya membimbingnya kepada suatu hukum bahwa anak ini adalah anak wanita yang tua berdasarkan kepada dalil-dalil yang digunakan oleh Dawud.

Keduanya keluar dari hadapan Dawud dan melewati Nabiyullah Sulaiman Alaihis Salam. Sulaiman melihat bahwa persoalan ini bisa diselesaikan dengan suatu cara untuk mengetahui ibu anak tersebut yang sebenarnya. Sulaiman meminta pisau kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk digunakan sebagai alat yang membelah tubuh anak ini menjadi dua bagian, sehingga masing-masing mendapatkan separuh. Inilah hukum yang adil di antara keduanya. Kedua wanita ini menyangka Sulaiman serius dan pasti melakukan hukum itu. Di sinilah terlihat respon dari kedua wanita itu. Ibu yang sebenarnya, yaitu si ibu muda, bersedih terhadap hukum ini. Karena hal itu sama dengan membunuh anaknya, maka dia merelakan anaknya di ambil oleh lawannya sehingga anaknya bisa tetap hidup, walaupun dia tidak bisa menjaga dan mendidiknya. Sedangkan seterunya, yang tidak terkait oleh ikatan keibuan dengan anak itu, dia menerima hukum yang hendak dilaksanakan oleh Sulaiman tersebut. Dengan inilah Sulaiman berdalil maka ibu anak ini yang sebenarnya. Maka dia memutuskan bahwa ibu yang berhak terhadap anak itu adalah si ibu muda, walaupun dia mengakui bahwa anak itu adalah anak seterunya.

An-Nawawi berkata, "Sulaiman menggunakan cara berpura-pura dan sedikit tipu daya untuk mengetahui perkara yang sebenarnya. Dia menunjukkan kepada keduanya seolah-olah dia ingin membelah anak itu untuk mengetahui siapa yang bersedih jika anak itu dibelah, maka dialah ibu yang sebenarnya. Ketika wanita yang lebih tua menyetujui jika anak ini dibelah, terbuktilah bahwa dia bukan ibu ang seberanya. Ketika yang muda berkata seperti apa yang dikatakannya, maka diketahui bahwa dialah ibunya. Sulaiman tidak ingin benar-benar membelah, dia ingin menguji kasih saying mereka berdua untuk membedakan mana ibu yang sebenarnya. Ketika ia bisa dibedakan dnegan ucapannya, maka Sulaiman mengetahuinya. (Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 12/381).


Selengkapnya...

Selasa, 27 Januari 2009

SURAT DARI GAZA

Surat Ummu Taqi dari Gaza

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Akhwat dan Ikhwan sekalian yang saya cintai, pada kesempatan ini saya
ingin mengirimkan salam dari akhwat dan ikhwan di Gaza. Dengarlah
situasi yang kami hadapi dan ceritakan ini pada semua orang yang anda
kenal dan tidak anda kenal.
Ketika Zionis menyerang kami tanggal 27 Desember 2008, sebenarnya
mereka tidak hanya menyerang Hamas, dan kaum muslimin di Gaza, tapi
mereka menyerang umat Islam keseluruhan. Mereka menyerang Islam dengan
harapan bahwa mereka akan dapat melemahkan dan akhirnya menghancurkan
Islam dan umat Muhammad SAW.
Dan mereka tidak akan pernah berhenti di sini. Mereka ingin merampas
Al Aqsa yang kita cintai, mereka ingin Tepi Barat dan percayalah
kepadaku jika saya katakan bahwa mereka ingin seluruh Timur Tengah.
Namun mereka tidak akan pernah berhasil. Mereka tidak akan pernah bisa
memadamkan cahaya Allah. Insya Allah.
Situasi yang kami hadapi ini sungguh-sungguh mencekam tetapi Iman kami
masih kuat Alhamdulillah, walaupun kami tidak memiliki air, dan
apabila memang ada, maka air itu sudah tercemar dan mengandung
penyakit. Kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral. Apabila
kita menemukan uang untuk membeli dari penjualnya maka sangat
berbahaya bagi kami untuk bepergian untuk mendapat pasokan air yang
baru. Kami tidak memiliki gas, dan kami sudah tidak memilikinya selama
empat bulan terakhir. Kami memasak sedikit makanan yang kami masak
dengan api yang kita telah pelajari untuk mempersiapkannya.
Semua pria disini telah kehilangan pekerjaannya. Saat ini mereka
menghabiskan waktu di rumah. Suami saya dapat menghabiskan waktu
sehari pergi dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk mendapatkan
air yang sangat kami perlukan. Dia biasanya kembali dengan tangan
hampa. Tidak ada sekolah, tidak ada bank dimana kita dapat menarik
uang. Hanya sedikit rumah sakit yang buka bagi orang-orang yang
terluka. Anda selalu menyadari risiko yang akan anda hadapi ketika
anda keluar rumah dan ketika Anda berada dalam ruangan. Mereka
mengenakan jam malam kepada kami antara jam 1-4 sore. Mereka bilang,
kita dapat keluar dengan aman untuk mendapatkan kebutuhan kami, tapi
itu adalah dusta. Mereka seringkali punya kesempatan untuk menambah
syuhada ke dalam daftar mereka.
Sehari kami makan nasi dan keesokan harinya kami makan roti. Daging
dan susu adalah barang mewah. Mereka menggunakan bahan kimia di
daerah-daerah perbatasan. Mereka tidak hanya membunuh kami dengan
peluru dan tank-tank dan pesawat-pesawat B52, tetapi juga mereka
membunuh kami secara perlahan dengan membuat anak-anak kami kelaparan,
yang menyebabkan munculnya penyakit yang sulit digambarkan yang
disebabkan bahan kimia itu dan mereka tertawa atas penderitaan kami
yang berkepanjangan dan tak tertahankan ini.
Tapi atas semua hal ini kami diberitahu bahwa orang-orang
berdemonstrasi di seluruh dunia. MashAllah, kenyataan bahwa Anda pergi
ke kedutaan-kedutaan besar dan meninggalkan rumah Anda benar-benar
membuat kami merasa bahwa kami tidak sendirian dalam perjuangan ini.
Tapi Anda dapat pulang pada malam hari dan mengunci pintu. Kami tidak
dapat melakukan itu. Saya harus meninggalkan rumah saya di lantai dua
setiap malam dan tinggal dengan kakak saya di lantai dasar. Karena
seandainya terjadi serangan, kami bisa cepat-cepat keluar dari lantai
dasar.
Tetapi umat bertanya-tanya di manakah tentara kaum Muslim? Di manakah
kemenangan? Dan di manakah pemimpin sejati kita yang akan
menyelamatkan kita dari kematian? Di manakah tentara Salahudin Ayubi?
Jangan berharap pada PBB, mereka mengakui Israel sebagai sebuah Negara
pada tahun 1949 dan mengunci nasib kami menjadi seperti pada hari ini.
Jangan menoleh ke Amerika atau Inggris, bukankah mereka yang menyerbu
ummat Islam di Irak dan Afghanistan? Panggilah para tentara di Mesir,
Syria, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan. Di manakah tentara Bangladesh,
Negara-negara Teluk, Indonesia dan Libya? Apakah mereka cukup hanya
menonton para wanita menjerit meminta pertolongan ketika musuh
mengubur anak-anak kecil kami? Apakah kuping mereka tuli hingga tidak
bisa mendengar jeritan saudaranya para ikhwan dan akhwat? Bukankah
kami memiliki hak untuk makan dan minum dengan selamat dan aman.
Bukankah kami juga punya hak untuk tertawa dan hidup dengan memiliki
harapan?
Ya, kami lelah. Ketika kami mendengar suara roket dan bom dan melihat
pesawat-pesawat yang terbang sangat rendah menghampiri gedung-gedung
tempat kami berada, saya berteriak sementara anak-anak dan suami saya
merasa putus harapan. Para ikhwan akan tahu seperti apa rasanya ketika
merasa putus asa untuk bisa melindungi kehormatan dan kehidupan
keluarga Anda. Ada sesuatu yang membunuh dia dari dalam. Kami sering
bertanya-tanya kapan mereka akan menjual tanah kami dengan harga
murah, apakah serangan ini akan merenggut nyawa seribu atau dua ribu
orang. Kami masih menunggu dan melihat. Orang-orang Israel sudah
merencanakan di tempat mana mereka akan buat pemukiman baru di Gaza.
Seperti inilah keadaan kami.
Tapi dalam semua kejadian ini, tidak ada yang lain selain Allah SWT
yang dapat menyelamatkan kami. Jangan lupakan kami karena saat ini
Anda semua adalah yang kami miliki. Sedekah anda tidak kami terima,
dan ketika mereka membuka perbatasan maka sedekah itu hanya diterima
segelintir orang saja yang tidak tahu harus berbuat apa karena akan
beresiko bagi hidup kami hanya untuk membeli makanan. Mereka akan
membunuh siapapun, siapapun apakah dia adalah anak umur lima tahun
yang sedang membawa makanan untuk keluarganya. Kami ingin hidup dari
keringat kaum laki-laki kami, bukan dari keringat orang lain karena
kami sedang sekarat.
Terus lakukan pekerjaan yang Allah perintahkan dan berdoalah untuk
kemenangan yang akan segera datang dan menyelamatkan ummah di segala
tempat. InshAllah.
Semoga Allah SWT membuat kami teguh dalam din ini, selama masa
perjuangan ini dan selama masa kemudahan. Ya Allah, berilah kemenangan
kepada kami segera dan segeralah tegakkan kembali Islam sebagai
otoritas yang dengannya kami hidup, Ya Allah, kirimlah kepada kami
anak-anak Salahudin, bala tentara Islam untuk menyelamatkan ummat
Muhammad SAW dari penindasan di mana kita hidup. Ya Allah lindungilah
anak-anak kami dan usirlah kaum zionis dari tanah kami. Ya Allah, hari
ini saksikanlah pada hari ini kami telah meminta pertanggung jawaban
para pemimpin kami, kami berdoa semoga Engkau segera mengembalikan
kepada kami seorang pemimpin sejati, seorang Khalifah. Amin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudaramu Ummu Taqi Selengkapnya...

Jumat, 23 Januari 2009

BOIKOT PRODUK ISRAIL

From: Abrar Nasir
Sent:
Wednesday, December 31, 2008 8:52 AM
Subject:
Israeli Devils killing Innocent Peopels!! - BOYCOTT ISRAEL PRODUCTS


Israeli Devils killing Children!! - Gaza now is burning under seige ??






Disclaimer: This message and its attachment, if any, are confidential and may contain legally privileged information. If you are not the intended recipient, please contact the sender immediately and delete this message and its attachment, if any, from your system. You should not copy this message or disclose its contents to any other person or use it for any purpose. Statements and opinions expressed in this e-mail are those of the sender, and do not necessarily reflect those of Saudi Electricity Company (SEC). SEC accepts no liability for damage caused by any virus transmitted by this email.
هذه الرسالة و مرفقاتها (إن وجدت) تمثل وثيقة سرية قد تحتوي على معلومات تتمتع بحماية وحصانة قانونية. إذا لم تكن الشخص المعني بهذه الرسالة يجب عليك تنبيه المُرسل بخطأ وصولها إليك، و حذف الرسالة و مرفقاتها (إن وجدت) من الحاسب الآلي الخاص بك. ولا يجوز لك نسخ هذه الرسالة أو مرفقاتها (إن وجدت) أو أي جزئ منها، أو البوح بمحتوياتها لأي شخص أو استعمالها لأي غرض. علماً بأن الإفادات و الآراء التي تحويها هذه الرسالة تعبر فقط عن رأي المُرسل و ليس بالضرورة رأي الشركة السعودية للكهرباء، ولا تتحمل الشركة السعودية للكهرباء أي مسئولية عن الأضرار الناتجة عن أي فيروسات قد يحملها هذا البريد.

foto2 silahkan lihat di link gambar............?

CONFIDENTIAL: This message (including any attachments) is confidential and may be privileged. If you have received it by mistake, please notify the sender by return e-mail and delete this message from your system. Any unauthorized use, dissemination, disclosure or copying of this communication in whole or in part thereof is strictly prohibited and may be unlawful. Please note that e-mails are susceptible to change. The opinions expressed in the e-mail do not necessarily reflect those of YOKOGAWA (including its group companies). YOKOGAWA shall not be liable for the improper or incomplete transmission of the information contained in this communication, any delay in its receipt or damage to your system nor reliance upon it by any other person or for any other purpose. YOKOGAWA does not guarantee that the integrity of this communication has been maintained or that this communication is free of viruses, interceptions or interference. YOKOGAWA thanks you for your cooperation.

***  INTERNET E-MAIL CONFIDENTIALITY ***

This message and any attachment hereto may contain information that is
privileged, confidential or otherwise protected from disclosure. If you


are not the intended recipient, please notify the sender by return
e-mail and destroy this message, along with any attachment. You are
hereby formally advised that any unauthorized disclosure, copying or


distribution of this material, or the taking of any action in relation
to the contents is strictly prohibited. Thank you for your cooperation.

JGC INDONESIA




Selengkapnya...

Rabu, 21 Januari 2009

DOA KESETIAAN

Doa Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku
“Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau-lah yang mencip-takan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”(Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan demikian juga ketika pagi hari.)HR. Al-Bukhari 7/150.
Selengkapnya...

Tarbiyah Nabi (lanjutan )

Sebelum saya memulai keterangan pokok-pokok tersebut secata terperinci, maka ada baiknya saya kemukakan mengenai segi manfaat yang dapat diambil dengan mengetahui konsep nabawi dalam tarbiyah ini. Dengan mengetahui Manhag ini maka banyak manfaat yang dapat diambil, khususnya begi mereka yang hendak menegakkan dien Allah di permukaan bumi dan menumbuhkan masyarakat muslim dalam kehidupan yang nyata sesudah masyarakat tersebut lenyap dari pandangna dan lenyap dari wujud.
Manfaat-manfaat yang penting antara lain :
Pertama : Dapat mengetahui Manhaj (konsep) pemikiran Islam dalam membina daulah. Sebab manhaj pemikiran dan gerakan untuk menegakkan Islam tidak kurang nilainya dan tidak kurang pentingnya dari manhaj kehidupan dan tidak terpisah daripadanya. Sebagaimana Dien in sendiri dari sisi Allah, maka cara yang ditempuhnya pertama kali juga dari sisi Allah.
Kedua : Untuk mengikuti jalan Rabbani ini dalam membela Dien Allah dan mengokohkan syari’atNya dalam kehidupan. Disamping itu untuk tetap konsisten di atas jalan tersebut.

QS. Hud : 120
QS. Al An’am : 90

Jalan itulah yang ditempuh oleh Rasulullah SAW pertama kalinya sehingga Dien (agama) ini mendapatkan kemenangan dan sekali-kali agama ini tidak akan bangkit kembali ke muka bumi kecuali dengan cara tersebut.
Ustadz Sayid Quthb berkata : “Pemeluk agama in harus benar-benar mengetahui bahwa agama in dzatnya adalah Rabbani, maka manhaj operasionalnya juga Rabbani berjalan paralel dengan tabi’atnya. Dan tidak mungkin memisahkan agama ini dari manhaj operasoinalnya. Jika kita telah mengetahui manhaj operasionalnya, maka hendaknya kita tahu juga bahwa manhaj ini adalah manhaj yang fundamental, bukan manhaj kontemporer, geografis ataupun manhaj kondisiona, khususnya dalam menghadapi problema-problema jama’ah Islam yang pertama. Sesungguhnya ia merupakan manhaj, dimana bangunan agama ini tidak akan tegak kapanpun juga kecuali dengannya. Sesungguhnya berpegang teguh dengan manhaj tersebut merupakan perkara yang sangat vital, seperti halnya berpegang teguh pada sistem Islam pada setiap gerakan.
Ketiga : Dapat mengetahui keagungan panglima pembimbing (Nabi SAW) yang telah mempraktekkan manhaj tersebut dan mengetahui keagungan para pasukan yang telah melaksanakan manhaj tersebut.
Rasulullah SAW telah melepaskan, dalam waktu yang relatif singkat itu, sebuah generasi yang terdiri dari pemimpin-pemimpin ulung dan kenamaan. Panglima-panglima militer yang digembleng Nabi SAW, jumlah mereka lebih banyak daripada semua pangima militer sepanjang sejarah Islam. Demikian juga beliau melepaskan generasi pemimpin, politikus, administrator, pembimbing, pengajar, hakim dan penguasa. Jika ada seorang yang mampu menelorkan satu segi dari segi-segi tersebut, pastilah namanya akan ditulis dalam kelompok orang-orang abadi yang dikenang. Lalu bagaimana halnya dengan orang yang dapat menggabungkan semua itu ? Sesungguhnya ia benar-benar merupakan kebesaran Nubuwah sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Abbas Ra. (bersambung )
Sekarang, marilah kita kembali membicarakan tentang fondasi-fondasi yang dipergunakan Rasulullah SAW dalam menegakkan bangunan yang sangat besar tersebut. Selengkapnya...

Selasa, 20 Januari 2009

Doa qunut nazilah

Doa Qunut Nazilah
اللهم إنا نستعينك ونستهديك ونستغفرك ونتوب إليك ونؤمن بك ونتوكل عليك ونثني عليك الخير كله.
نشكرك ولا نكفرك اللهم إياك نعبد وإليك نسعى ونحفد نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك الجد بالكافرين ملحق.
اللهم اهدنا فيمن هديت وعافنا فيم عافيت وتولنا فيمن توليت وبارك لنا فيما أعطيت وقنا شر ما قضيت إنك سبحانك تقضي ولا يقضي عليك إنه لا يذل من واليت ولا يعز من عاديت تباركت ربنا وتعاليت.
اللهم إنا نعوذ برضاك من سخطك وبعفوط من عقوبتك وبك منك لا نحصي ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك.
اللهم انصر المجاهدين في ...وانصر المجاهدين في....في.....في....
وصلى الله على محمد وعلى اله واصحابه وبارك وسلم
Atau
اللهم صلى الله عليه و سلم على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد.
Selengkapnya...

Pesan Abu Umar A

Bismillahirrohmanirrohim
Terjemahan Pesan Amirul Mukminin Abu Umar Al-Baghdady


Sesungguhnya Orang-Orang Yang Beriman Itu Bersaudara Segala puji bagi Allah yang telah dengan tegas menurunkan wahyu :
"Telah diwajibkan berperang kepada kalian meskipun kalian tidak menyukainya, dan bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagi kalian. Dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kalian. Allah Maha Mengetahui sementara kalian tidak mengetahui"
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah, penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan, yang telah bersabda :"Pokok seluruh urusan kehidupan adalah Islam, pilar-pilarnya adalah Shalat, dan puncak-puncaknya adalah Jihad"
Beliau saw bersabda :"Siapa yang mati dan belum pernah berperang, atau tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati di atas satu cabang kemunafiqan"
Wa ba'du :
Sungguh, kita menyaksikan saat ini, para anak keturunan kera dan babi, para penyembah 'tuhan-tuhan' palsu, tengah menimpakan hujan api terhadap segenap saudara dan keluarga kita di Gaza. Mereka membantai tanpa kompromi para wanita, orang tua, dan anak-anak. Mereka menghancurkan rumah dan merampas hak milik saudara kita. Terlebih lagi, mereka menambah intensitas pelanggaran, penentangan, dan kekejian, dengan menghancurkan masjid-masjid, rumah-rumah Allah. Mereka seakan bebas melakukannya secara terbuka di depan mata seluruh Ummah Muslim, dan dipertunjukkan dengan vulgar oleh berbagai media. Maka, apakah yang telah kalian lakukan, wahai Ummah Islam? Belumkah sampai kepada kalian firman Allah?
"Dan mengapa kalian tidak mau berperang di Jalan Allah dan (demi membela) orang-orang lemah tertindas baik laki-laki, wanita, dan anak-anak, yang semuanya berdoa, 'Ya Rabb, selamatkanlah kami dari negeri ini, yang orang-orangnya dzalim menindas. Dan kirimkanlah kepada kami dari sisiMu para pelindung, dan kirimkanlah kepada kami dari sisiMu para penolong". (An Nisaa : 75)
Dan firmanNya:"Sesungguhnya (hanyalah) orang-orang mu'min itu bersaudara". (Al-Hujuraat :10)
Bagaimana sikap kalian terhadap firmanNya :"Dan orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan, mereka menjadi menjadi penolong bagi saudaranya…" (Al-Tawbah :71)
Sesungguhnya berangkat untuk menolong saudara mu'min kita yang lemah dan tertindas di Gaza adalah fardlu 'ain atas setiap diri kita, sebuah faridlah (kewajiban) yang telah dimandatkan oleh Rabb langit dan bumi. Sungguh, mengabaikan nasib saudara kita yang tertindas, meremehkan usaha pertolongan terhadap mereka, serta berdiam diri dari berjuang mengangkat ketidakadilan dan penindasan ini, merupakan dosa besar, dan ia adalah bentuk keikutsertaan kita terhadap kekejian ini, ia adalah coreng kehinaan di kepala setiap muslim yang tidak akan terhapus dan terbawa hingga setelah kematian.
Wahai Muslim! Sesungguhnya (semakin jelas) para penguasa di negeri-negeri Islam itu adalah para pengkhianat, kaum murtaddin dan pendosa kotor, pembohong dan pendusta, para penjahat keji. Di manakah slogan-slogan itu, slogan tentang Pan Arabisme, nasionalisme, atau patriotism? Ketika perang telah diumumkan terhadap rakyat kita lemah dan tertindas di Gaza, serangan bahkan dilancarkan dari arah 'Negeri Kinanah' sendiri. Mesir ikut serta dalam proyek penghancuran ini atas perintah si thoghut, 'La Mubarak' (tiada diberkahi), musuh Allah dan ummat Islam, sekutu setia Yahudi penjahat.
Wahai Muslim! Jika kita hari ini tidak bangkit untuk melawan para penguasa khianat ini, lalu kapan lagi kita akan lakukan? Mereka telah mengkhianati Din kalian dan merampas harta milik kalian. Lalu hari ini kalian semua menyaksikan mereka ikut serta dalam pembantaian keluarga dan saudara kita. Bangkitlah! Lawanlah mereka, hancurkan singgasana mereka, gulingkan mereka dari kekuasaan! Hancurkan tirani dan kesewenang-wenangan mereka! Bangkitlah! Angkat senjata kalian, bertempur dan perangi mereka hingga Allah menghapuskan penghinaan dan kehinaan ini! Apa yang telah dirampas oleh kekuatan, tidak akan dapat direbut kembali melainkan oleh kekuatan. Apa yang telah dirampas oleh kudeta militer dan pemilihan palsu yang dipaksakan, tidak akan dapat direbut kembali, melainkan oleh laras senjata dan tembakan peluru!
Jujurlah kalian kepada Allah dan diri kalian sendiri! Masihkah kalian mengira bahwa para penguasa di Mesir, Jordan, Sham, dan Jazirah Arabia akan pernah, walau hanya sehari saja, bangkit berdiri untuk membela Din, negeri, dan kehormatan? Maka jika jawaban dari pertanyaan ini telah kalian sama-sama ketahui, bahkan ia adalah satu kenyataan yang telah dipahami oleh tiap bayi yang merasakan kegetiran penghinaan dan pedihnya penindasan dari air susu ibundanya, lalu sampai kapan lagi kalian tetap berdiam diri?
Wahai Muslim! Jadikanlah keteguhan dan keberanian saudara kalian di Gaza sebagai api yang akan membakar semangat kalian untuk membebaskan negeri-negeri Muslim dari cengkeraman para penjahat durjana. Sungguh Rasulullah telah bersabda :"Hari Qiyamat tidak akan tiba hingga balatentara Romawi akan tiba di A'maaq atau Dabiq. Satu pasukan akan berangkat dari Madinah untuk memerangi Romawi, dan mereka adalah sebaik-baik ummat di masa itu. Ketika barisan-barisan pasukan telah saling berhadap-hadapan, orang-orang Romawi akan berkata, 'Biarkan kami untuk memerangi mereka yang telah menawan perempuan dan anak-anak kami'. Pasukan Islam akan menjawab, 'Tidak, demi Allah! Kami tidak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami'. Lalu mereka saling bertempur. Sepertiga pasukan Islam akan melarikan diri, dan Allah tidak akan memaafkan mereka. Sepertiga pasukan Islam terbunuh syahid, dan mereka termasuk kalangan syuhada terbaik di mata Allah. Sepertiga pasukan Islam yang lain akan tetap tabah dan teguh, mereka akan dibukakan kemenangan dan mereka akan dibebaskan dari berbagai fitan (di Hari Qiyamat)".
Inilah contoh teladan sejati bagaimana seorang Muslim itu seharusnya. Ia tidak akan mengecewakan saudaranya, atau menyerahkannya ke tangan musuh, atau meninggalkannya ketika ia tengah membutuhkan pertolongan. Jika Allah tidak akan memaafkan mereka yang melarikan diri padahal mereka telah bertempur dengan gigih dalam peperangan besar di A'maaq dan Dabiq itu, lalu bagaimanakah pendapat kalian mengenai sebesar apa dosa mereka yang berdiam diri dan tidak bertempur sama sekali?Rasulullah bersabda dalam salah satu shahih :"Tolonglah saudaramu, apakah ia dalam keadaan dizholimi atau mendzholimi"Dan Rasulullah bersabda :"Setiap Muslim bersaudara. Mereka tidak akan saling mendzolimi, pun tidak akan menyerahkan saudaranya ke tangan musuh"Kita adalah ummat yang setiap orang mendukung yang lainnya, sehingga semua menjadi satu bagian laksana bangunan yang kokoh, sebagaimana Rasulullah menggambarkan tentang kita :"Orang-orang Mu'min, satu dengan yang lain seperti benteng yang kokoh, satu dengan yang lain saling menguatkan".
Kami melihat beberapa hal, yang akan menjadi solusi, insya Allah :
Pertama : kami mendesak kalangan cendekia dan para tokoh di negeri-negeri yang berbatasan dengan Palestina, untuk memimpin dan mengarahkan aksi massa menuju perbatasan (tidak lagi sekedar aksi massa di lapangan kota, atau di jalan-jalan kota), hendaknya mereka mematahkan barikade perbatasan dan bergabung dengan rakyat Palestina, hendaknya mereka berpartisipasi dengan saudara mereka di Palestina dalam Jihad fi Sabilillah dengan segala hal yang mereka bisa lakukan. Hendaknya sebagian dari mereka bergerak menguasai pos-pos persenjataan dan basis-basis militer di sepanjang perbatasan yang selama ini digunakan untuk melindungi musuh Zionis.
Kedua : Setiap Muslim yang bekerja di ketentaraan dan dinas militer yang selama ini telah dipaksa untuk melayani para penguasa thowaghit, setiap perwira militer yang selama ini hanya bisa menyaksikan saja berbagai tindak pengkhianatan ini, agar segera bertaubat kepada Allah. Hendaknya mereka berpartisipasi (dalam Jihad) dengan berusaha menyelundupkan sebanyak mungkin persenjataan dari unit-unit mereka, atau menunjukkan jalan dan membuka akses lokasi penyimpanan senjata dan amunisi, sehingga para saudara kita yang lain dapat mengambilnya dan menyelundupkannya kepada saudara kita di Palestina. Sungguh saya merasa sangat sakit menyaksikan helikopter-helikopter Yahudi yang terbang di angkasa, sementara saya tidak dapat mengambil peluncur roket yang besar untuk menembaknya jatuh. Persenjataan ini juga hendaknya digunakan untuk memerangi dan membunuh para tokoh-tokoh pendukung thowaghit, dalam kedudukan (posisi) apa saja mereka berada, yaitu mereka yang berusaha mencegah rakyat kita dalam melancarkan protes demi menunjukkan solidaritas kita kepada saudara kita di Gaza. Mari kita buat masyarakat luas (masyarakat dunia) tahu bahwa kita akan memerangi Yahudi dan para antek-anteknya tidak (hanya) dengan sekedar berteriak dan menyampaikan protes, tetapi dengan darah yang mengalir seperti sungai dan potongan tubuh yang tercerabik seperti hempasan serpihan bebatuan, karena Allah tidak akan mengangkat seluruh kehinaan ini hingga kita bersedia mempersembahkan jiwa dan ruh kita kepada Allah serta patuh dan menegakkan hukumNya di atas bumiNya.
Ketiga : Kepada saudara kami di Palestina, khususnya mereka yang berada di Gaza, kewajiban bagi kalian yang tengah berperang meninggikan Kalimat Allah, berjuang agar dapat merebut kembali izzah dan kehormatan Din Allah, hendaknya mereka bersatu dalam satu panji, dalam satu komando kepemimpinan. Kalian harus menyadari, bahwa kalian harus saling mengalah dan berkompromi atas berbagai urusan dunia, mengesampingkan segala urusan remeh duniawi. Jika kalian tidak bersatu sekarang, maka sampai kapan kalian akan bersatu? Takutlah kalian kepada Allah, dan bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk memerangi musuhNya sebagaimana firmanNya:"Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang berperang di jalanNya dalam satu barisan, seakan satu bangunan yang kokoh". (Al-Saff : 4)
Keempat : Bangsa Palestina di seluruh dunia harus terjun menolong saudara mereka. Kita akan menjumpai, tidak sedikit di antara mereka tersebar di berbagai negara, bangsa Palestina yang berpendidikan baik, bahkan memiliki kemampuan teknis dan kemiliteran. Mereka harus melancarkan serangan terhadap berbagai kepentingan Amerika dan Yahudi di seluruh dunia. Segala puji bagi Allah, kaum perantauan Palestina ini tidak kurang keperwiraannya, tidak sedikit pengalamannya, dan mereka lebih berkeinginan untuk menolong sesama bangsanya dibandingkan yang lain.
Kelima : Bukankah sekaranglah saatnya agar seluruh persenjataan yang disimpan di gudang-gudang senjata Palestina kita gunakan untuk melawan penjajah? Inilah saatnya untuk mempertunjukkan sejauh mana kehebatan persenjataan itu ketimbang selama ini hanya didemonstrasikan sebatas parade militer di kamp-kamp. Apa lagi yang kita tunggu? Adakah masa yang lebih genting lagi dibandingkan saat ini? Ataukah kalian (dengan mempertunjukkan demonstrasi senjata di parade militer) hanya berusaha untuk mempertahankan sebatas kehidupan yang hina dan remah-remah roti dari tangan para thowaghit penguasa negeri-negeri Muslim itu?
Saya mengingatkan Ummat Islam seluruhnya, khususnya para ulama dan cendekiawan di antara mereka, agar kalian berhenti menghambur-hamburkan energi 'kemarahan' ummat dalam bentuk protes (dan demonstrasi) kosong dan tanpa guna, atau sekedar membuat ummat Islam ini merasa puas dengan (cukup) mendonasikan uang untuk saudara mereka, sementara uang dan sumber daya itu tidak akan pernah sampai ke tangan yang berhak. Inilah yang selama ini diinginkan oleh orang Yahudi dan Nashrani atas kita. Mereka membunuhi kita, lalu mereka menyampaikan pesan pada para agen dan kaki tangannya supaya mereka merawat orang-orang kita yang terluka, dan menguburkan yang mati. Atas dasar alasan inilah mereka kemudian mendirikan organisasi Palang Merah.
Kami di sini, di Bumi Iraq, sungguh kami berjanji kepada rakyat kami di Gaza, kami sekali-sekali tidak akan mengecewakan kalian, kami sekali-sekali tidak akan membiarkan kalian, dalam pertempuran kami melawan Yahudi dan para sekutunya. Kami akan meningkatkan intensitas amaliyat kami dalam melawan penjajah Amerika. Dan kami menyampaikan kabar gembira kepada kalian, saudara kami di Palestina dan Iraq, bahwa kemenangan sudah dekat, insya Allah. Betapa Allah berfirman :"Sungguh, setelah kesulitan itu ada kemudahan, setelah kesulitan itu ada kemudahan". (Surah Al-Insyirah: 5 - 6)
Sungguh kami menyaksikan bahwa masa-masa akhir dari Yahudi dan para agen-agennya telah semakin dekat, di tangan para Pejuang Tauhid dan Pemikul Panji "Laa ilaha illa Allah".
Allahu Akbar!Allahu Akbar!Allahu Akbar!
"Dan Allah Maha Berkuasa atas segala urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti (Yousuf : 21)
Saudara Kalian
Abu Umar Al-Baghdadi Selengkapnya...