#navbar-iframe { display: none !important; } mendidik umat menuju mardlotillah: Tarbiyah Nabi (lanjutan )

Rabu, 21 Januari 2009

Tarbiyah Nabi (lanjutan )

Sebelum saya memulai keterangan pokok-pokok tersebut secata terperinci, maka ada baiknya saya kemukakan mengenai segi manfaat yang dapat diambil dengan mengetahui konsep nabawi dalam tarbiyah ini. Dengan mengetahui Manhag ini maka banyak manfaat yang dapat diambil, khususnya begi mereka yang hendak menegakkan dien Allah di permukaan bumi dan menumbuhkan masyarakat muslim dalam kehidupan yang nyata sesudah masyarakat tersebut lenyap dari pandangna dan lenyap dari wujud.
Manfaat-manfaat yang penting antara lain :
Pertama : Dapat mengetahui Manhaj (konsep) pemikiran Islam dalam membina daulah. Sebab manhaj pemikiran dan gerakan untuk menegakkan Islam tidak kurang nilainya dan tidak kurang pentingnya dari manhaj kehidupan dan tidak terpisah daripadanya. Sebagaimana Dien in sendiri dari sisi Allah, maka cara yang ditempuhnya pertama kali juga dari sisi Allah.
Kedua : Untuk mengikuti jalan Rabbani ini dalam membela Dien Allah dan mengokohkan syari’atNya dalam kehidupan. Disamping itu untuk tetap konsisten di atas jalan tersebut.

QS. Hud : 120
QS. Al An’am : 90

Jalan itulah yang ditempuh oleh Rasulullah SAW pertama kalinya sehingga Dien (agama) ini mendapatkan kemenangan dan sekali-kali agama ini tidak akan bangkit kembali ke muka bumi kecuali dengan cara tersebut.
Ustadz Sayid Quthb berkata : “Pemeluk agama in harus benar-benar mengetahui bahwa agama in dzatnya adalah Rabbani, maka manhaj operasionalnya juga Rabbani berjalan paralel dengan tabi’atnya. Dan tidak mungkin memisahkan agama ini dari manhaj operasoinalnya. Jika kita telah mengetahui manhaj operasionalnya, maka hendaknya kita tahu juga bahwa manhaj ini adalah manhaj yang fundamental, bukan manhaj kontemporer, geografis ataupun manhaj kondisiona, khususnya dalam menghadapi problema-problema jama’ah Islam yang pertama. Sesungguhnya ia merupakan manhaj, dimana bangunan agama ini tidak akan tegak kapanpun juga kecuali dengannya. Sesungguhnya berpegang teguh dengan manhaj tersebut merupakan perkara yang sangat vital, seperti halnya berpegang teguh pada sistem Islam pada setiap gerakan.
Ketiga : Dapat mengetahui keagungan panglima pembimbing (Nabi SAW) yang telah mempraktekkan manhaj tersebut dan mengetahui keagungan para pasukan yang telah melaksanakan manhaj tersebut.
Rasulullah SAW telah melepaskan, dalam waktu yang relatif singkat itu, sebuah generasi yang terdiri dari pemimpin-pemimpin ulung dan kenamaan. Panglima-panglima militer yang digembleng Nabi SAW, jumlah mereka lebih banyak daripada semua pangima militer sepanjang sejarah Islam. Demikian juga beliau melepaskan generasi pemimpin, politikus, administrator, pembimbing, pengajar, hakim dan penguasa. Jika ada seorang yang mampu menelorkan satu segi dari segi-segi tersebut, pastilah namanya akan ditulis dalam kelompok orang-orang abadi yang dikenang. Lalu bagaimana halnya dengan orang yang dapat menggabungkan semua itu ? Sesungguhnya ia benar-benar merupakan kebesaran Nubuwah sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Abbas Ra. (bersambung )
Sekarang, marilah kita kembali membicarakan tentang fondasi-fondasi yang dipergunakan Rasulullah SAW dalam menegakkan bangunan yang sangat besar tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar